Kalangan usahawan lebih mempercayai informasi dari internet? “Iya!”, hasil penelitian Edelmen Asia Pasifik menyatakan usahawan di Asia Pasifik lebih mempercayai informasi dari Internet dibanding televisi. Padahal selama ini televisi dikenal sebagai sumber informasi bisnis utama karena berbagai informasi penting dari seluruh belahan dunia bisa tersaji dalam beberapa saat saja.
Bahkan menurut Presiden Edelman Alan Vander Molen, internet juga menjadi pertimbangan untuk mengambil keputusan bisnis. "Internet sudah menjadi media mainstream," kata Alan.
Penelitian tersebut merupakan kajian tahunan yang dilakukan Harris Interactive Inc. dengan sampel 1.050 pelaku usaha di Jepang, Korea Selatan, China, Hong Kong, Taiwan, India, Malaysia, Singapura, Indonesia, dan Australia.
“Televisi saja kalah, bagaimana dengan media cetak,” gumam saya. Pantas saja Direktur Utama News Corp Rupert Murdoch rela menggelontorkan dana sebesar US$ 100 juta untuk menggratiskan Wall Street Journal (WSJ) Online. Setelah sebelumnya mengeluarkan dana US$ 5,6 miliar untuk pembelian koran Wall Street Journal.
Murdoch berencana menggunakan WSJ untuk menarik penonton Fox Business Network.
TimeSelect, situs berita New York Times, juga menggratiskan layanan onlinenya. Sebelumnya, kita harus merogoh kocek US$ 7,85 atau Rp 74.730 per bulan untuk membaca artikel para kolumnis New York Times seperti Maureen Dowd dan Thomas Friedman.
TimeSelect menawarkan akses online dengan 23 berita dan opini kolumnis serta beberapa hal untuk menambah fitur di situsnya. Selain itu akses terbaru ini memungkinkan untuk mengunduh berita dari tahun 1851.
Saya sendiri tidak memungkiri kenyataan bahwa internet merupakan sumber inspirasi pebisnis mengambil keputusan merupakan suatu kewajaran. Itu semua merupakan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi.
Berbekal komunikator seri 9500 pemberian kantor, kebiasaan menonton berita atau membaca koran seolah tergantikan dengan membaca berita via internet. Setiap saat saya bisa mengakses berbagai situs berita yang menyajikan informasi terkini dari mana saja.
Lagipula waktu saya untuk menonton televisi semakin berkurang seiring mobilitas yang bertambah. Haruskah saya selalu membawa televisi untuk update informasi? Aduh boo..cape deh!!